: Muhammad Iqbal
Joko Widodo. Siapa
sangka pria berumur 51 tahun itu akan menjadi orang nomor satu di Jakarta.
Jokowi, begitu ia disapa, telah berhasil menyihir warga ibukota dengan gaya
bertutur dan sikapnya yang unik. Dan tepat hari ini, mantan pengusaha kayu itu
akan dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bagaimana rekam jejak Jokowi menuju
DKI-1?
Jokowi mendaftarkan
diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada masa-masa injury time, yaitu pada
hari terakhir pendaftaran cagub dan cawagub DKI tanggal 19 Maret 2012 sekitar
pukul 17.30 WIB. Bahkan, Jokowi baru mengumumkan wakilnya hanya beberapa jam
sebelum mendaftar ke KPU DKI. Jokowi mendaftarkan diri sebagai Cagub DKI
bersama wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau disapa Ahok.
Pasangan yang
kemudian dikenal dengan sebutan Jokowi-Ahok itu maju karena diusung oleh PDIP
dan Partai Gerindra. Rupanya, saat mendaftar sebagai Cagub DKI, ada yang tak
disadari oleh publik kala itu. Jokowi, Ahok dan ratusan pendukung yang hadir ke
KPU DKI saat itu, untuk pertama kalinya mengenalkan brand seragam kampanye
mereka yang disebut sebagai 'baju kotak-kotak'.
Setelah lolos dalam
tahap verifikasi KPU DKI, Jokowi-Ahok kemudian secara resmi ditetapkan sebagai
calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI pada 10 Mei 2012. Namun, pasangan
yang dianugerahi nomor urut 3 ini tak mudah untuk merebut DKI-1. Tak main-main,
karena ada 5 kandidat lain yang menginginkan kursi DKI-1.
Salah satu Rival
terberat yang dihadapi Jokowi adalah pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Bagaimana tidak, pasangan incumbent itu memiliki semua sumber daya yang
dibutuhkan untuk menang dan mempertahankan kursi DKI-1. Selain juga ada nama
Alex Noerdin-Nono Sampono, Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini, Faisal Basri-Biem
Benjamin dan Hendardji Soepandji-Riza Patria.
Sadar perlu usaha
keras, duet pasangan muda ini tak menyianyiakan waktu yang disiapkan KPU DKI
dalam putaran pertama Pilgub DKI. 14 hari masa kampanye putaran pertama,
berhasil dimanfaatkan Jokowi-Ahok untuk merebut hati warga ibukota dengan grand design kampanye 'blusukan
ke kampung-kampung'. Dari Selatan Jakarta sampai Utara ke beberapa pulau di
Kepulauan Seribu, tak dilewatkan oleh Jokowi-Ahok. Bahkan, mereka lebih banyak
berkampanye sendiri-sendiri untuk memaksimalkan waktu dan tempat kampanye.
Saat masa kampanye
itu, 'The Power of
Kotak-Kotak' yang diusung Jokowi-Ahok, berhasil menyihir warga
ibukota. Tiba-tiba saja menjadi demam bagi masyarakat DKI, sejak saat itulah
Jokowi seolah menjadi idola baru. Bisa dilihat, meski masih sebagai wali kota
Solo, Jokowi tak pernah sungkan untuk berbaur dengan masyarakat yang ingin
menyalaminya, begitu pula rupanya yang selalu tersenyum bisa dengan mudah
diabadikan warga dalam sebuah kamera.
Kemudian, di saat
hampir seluruh lembaga survei memprediksi kemenangan pasangan incumbent
Foke-Nara di putaran pertama Pilgub DKI, pada hari Rabu, 11 Juli 2012, publik
justru dikejutkan dengan hasil quick count pemungutan suara yang memenangkan
pasangan Jokowi-Ahok di putaran pertama Pilgub DKI.
Hasil hitung cepat
di putaran pertama, Jokowi berhasil mengalahkan Foke dengan selisih suara 7-9
persen di seluruh lembaga survei. Di antaranya adalah Lingkaran Survei
Indonesia (LSI), Indobarometer, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
dan Jaringan Suara Indonesia (JSI). Kontan saja, Jokowi hari itu menjadi 'man
of the match' karena seluruh media nasional memberitakan Jokowi.
Meski hanya data quick count, tetapi data
itu kemudian diamini setelah hasil rekapitulasi KPU DKI selesai di tingkat
provinsi dengan perolehan akhir Jokowi mendapat 1.847.157 suara atau 42,6
persen, sementara Foke hanya meraih 1.476.648 suara atau 34,05 persen. Tapi
karena tak ada yang meraih lebih dari 50 persen suara, maka Pilgub DKI
berlanjut di putaran kedua.
Head to head Jokowi vs Foke pun terjadi dan membuat persaingan makin
sengit. Tak setenang putaran pertama, pada putaran kedua isu-isu yang digunakan
sebagai senjata kampanye berkali-kali menghantam Jokowi. Meski ada juga isu
yang menyudutkan Foke kala itu. Diantara yang paling keras menghantam Jokowi
adalah isu soal SARA. Mulai dari selebaran gelap, spanduk SARA, bahkan
pernyataan terang-terangan berbau SARA yang menyudutkan Jokowi-Ahok.
Beberapa kasus itu
meski berlabuh sebagai laporan di Panwaslu DKI bahkan kepolisian, namun Jokowi
selalu menanggapi santai isu itu. "Kalau saya ditanya mengenai SARA
jawaban saya tetap tertawa dan senyum-senyum," ujar Jokowi (10/9), sambil
tertawa.
Gaya politik santun
ala Jokowi ini dinilai sebagai strategi Jokowi untuk mengalahkan Foke. Jokowi
bahkan tanpa diduga membangun akar ke bagian bawah lapisan masyarakat terutama
kalangan menengah dengan motor kampanye anak-anak muda. Dari tangan-tangan
kreativitas anak muda itulah lahir model-model kampanye kreatif seperti game
Angry Bird ala Jokowi, flashmob sekitar dua ribu pasukan kotak-kotak di
bundaran HI, sampai kampanye video via youtube.
'The Power of
Kotak-Kotak' sekali lagi berhasil
menyihir warga ibukota. Pemungutan suara putaran dua yang digelar 20 September
2012, berhasil memenangkan kembali Jokowi atas Foke. Berdasarkan rekapitulasi
penghitungan suara, Jokowi meraih 2.472.130 suara atau 53,82 persen, sedangkan
Foke meraih 2.120.815 suara atau 46,17 persen.
Mantan Wali Kota
Solo itu akhirnya ditetapkan oleh KPU DKI sebagai gubernur DKI Jakarta terpilih
bersama wakilnya Basuki Tjahaja Purnama. Tepat hari ini, Jokowi-Ahok akan
melangsungkan sumpah jabatan dalam pelantikan sebagai gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Bagaimana komitmen Jokowi di DKI-1 selanjutnya?
Kita tunggu saja.
Tulisan untuk
pelantikan Jokowi, 10 Oktober 2012.
Selamat pak dhe. =)
0 comment:
Post a Comment