RSS

Seminar

International Seminar on:

“Religion Function in The Contemporery World”

Jakarta, 05 Februari 2008

-I’m with DR. Behroz Kamalvandi (Embassy of Iran) and Prof. Sayyed Yaseen Khomeini (Grandchild of Imam Khomeini)-

------------------

Tak ada yang lebih tepat selain rasa syukur atas hari ini…

Malam ini aku baru datang dari Jakarta, 5 hari untuk ikut kegiatan IMM, FP2I, TOT Konselor, TOT P’Rahman dan Seminar Internasional di Audiorium UIN Jakarta.

Memang yang membuatku cukup senang hari ini bukan hanya karena telah mengikuti Seminar Internasional yang diadakan oleh UIN Jakarta dan Republik Islam Iran, tapi karena tepat hari ini akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan Behroz Kamalvandi (Dubes Iran untuk Indonesia) dan Prof. Mohamed Yaseen Khomeini (Cucu Imam Khomeini) di sela-sela Seminar siang tadi.

Sebenarnya bukan fans atau kagum dengan Behroz Kamalvandi, tapi aku memiliki cerita unik tentang beliau yang ternyata cukup membuatku gembira.

Begini… Pada awal tahun 2007 aku mendaftarkan diri sebagai peserta kelas menulis Rumah Dunia, dengan persyaratan menyerahkan 1 buku, cerpen, puisi dan berita. Nah, untuk tulisan berita aku membuat judul, “Kunjungan Ahmadinejad ke Rumah Dunia” (Fiksi). Lalu aku mencari informasi terkait Iran, kebetulan waktu itu di koran SINDO aku membaca tentang resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk Iran. Dan aku membaca komentar Dubes Iran untuk Indonesia (Behroz Kamalvandi) terkait Resolusi DK tersebut. Lalu aku menuliskan nama beliau dalam berita yang aku buat itu dan menyerahkannya sebagai persyaratan kelas menulis Rumah Dunia. Sejak saat itulah nama Behroz Kamalvandi mengambil bagian dari ruang memori otakku.

Dan siang tadi, Behroz Kamalvandi hadir memberikan sambutannya di Seminar Internasional tentang Peran Agama dalam Dunia Kontemporer di Auditorium UIN Jakarta. Huffh… Aku jadi takjub dengan kehadiran beliau dan tokoh Iran lainnya di kampus UIN. Maka di sela-sela jam istirahat siang tadi aku melihat rombongan Dubes Iran itu tengah beranjak meninggalkan Auditorium, di saat itulah aku menghampiri mereka. “Mr. Behroz Kamalvandi??”. Beliau yang sedang berjalan dan bercakap-cakap dengan salah seorang Purek berhenti dan melihat ke arahku. “Ya??” tanyanya. Beliau menyalamiku, dan “My I take picture with u??”. “Oh yes…”. Jawabnya ramah dengan masih memegang erat tanganku. “Thank you… Syukron…”. “Yah…”.

Wah… Rasa senang tiba2 datang setelah itu. Aku tidak sadar seharusnya tujuanku adalah Prof. Sayyed Yasen Khomeini, karena beliau cucu Imam Khomeini tokoh revolusi Iran. Tapi yah… itu karena aku baru mengenalnya siang tadi, sementara Pak Dubes sudah sejak awal 2007 aku “mengenalnya”. Hhe..

Sementara itu, International Seminar on Religion Function in Contemporary World berlangsung sangat ramai di Auditorium berkapasitas 1000 orang itu. Bukan karena seminarnya gratis, tapi karena ini kegiatan yang jarang terjadi. Selain mahasiswa, dosen dan rektor, hadir juga tokoh seperti Umar Shihab dan Quraish Shihab. Seminar ini sendiri berlangsung sehari penuh, dari pagi hingga sore, yang dibagi menjadi 4 sesi materi.

Sebagai pembicara yaitu: Prof. Sayyed Naser Khomeini (Iran), DR. Nasir Tamara (Singapura), Prof. Amin Rais (Indonesia), DR. Yahya Fauzi (Iran), Prof. Bachtiar Effendy (Indonesia), DR. Mohsen Jehan Shahi (Iran) dan lainnya. Materi seminar ini diarahkan pada materi inti yaitu peran agama dalam dunia kontemporer dan pandangan pemikiran Iran mengenai agama. Misalnya seperti yang dibahas oleh DR. Yahya Fauzi, “Religion and Democracy Based on The Experiences of Republic Islam Iran” dan sebagainya.

Malam sebelum seminar berlangsung, aku sempat mencari beberapa makalah berbahasa Inggris di internet tentang The Religion Function. Aku berharap akan mendapatkan gambaran umum tentang tema seminar yang akan aku ikuti, terlebih karena aku tahu seminar akan menggunakan pengantar bahasa Inggris, walau nyatanya tadi ada sesi-sesi yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia.

Sementara itu dalam seminar para peserta terus dibuat kagum oleh negri para mullah tersebut, setelah diinformasikan bahwa Iran meluncurkan satelit barunya, kini DR. Mohsen Jehan Shahi menyampaikan tentang perkembangan teknologi Iran, yaitu nanoteknologi. Beliau menyampaikan bahwa Iran mengalami perkembangan teknologi yang pesat. Untuk pengembangan nanoteknologi, Iran sebelumnya berada dalam peringkat ke-90 di dunia, dan kali ini menjadi ke-13 di dunia sebagai nanoteknologi paling maju.

Subhanallah, Iran memang selalu membuat aku takjub dengan berbagai perkembangannya. Sebut saja Ahmadinejad sebagai Presiden Iran, beliau menjadi icon perlawanan Barat paling berani hingga saat ini. Iran negara kecil dan jauh lebih miskin dari Indonesia dalam Sumber Daya Alam, (Indonesia dan Brazil adalah negara terkaya di dunia), tetapi ia paling mandiri dan mampu berkembang sangat pesat hingga saat ini. Ketika Dewan Keamanan (DK) PBB menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran karena memproduksi nuklir secara berlebihan, justru Iran mandiri dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya yang itu hanya dimiliki oleh Jerman dan Iran. Luar Biasa!

Salut selalu untuk negara Islam Iran!

Aku teringat salah seorang mahasiswa Indonesia yang berujar kepada Ahmadinejad ketika berkunjung ke Indonesia, “Pak, kami ingin Bapak memimpin negri ini?!”.

Semoga Tuhan selalu memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada pemimpin negeri ini. Dan kita diberi kekuatan seperti Allah memberikan kekuatan-Nya kepada manusia-manusia luar biasa di Iran. Amien.

--------------------


-Me and DR. Mohamed Johan Shahih (Nanotechnologist from Iran)-



-I'm with Musthafa (Vocalist DEBU)-



-Me and DEBU-





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comment:

Post a Comment